Bertepatan dengan penghujung bulan April kemarin, tepatnya hari senin
(30/04), Nusantara kembali memberikan kejutan. Ya, adalah bus yang
diberi nama “SkyBus” yang merupakan hasil garapan karoseri sendiri, PT.
Nusantara Gemilang. Karoseri ini berada di Kudus dan satu lokasi dengan
pool PO. Nusantara Karanganyar, Demak.
Karoseri Nusantara Gemilang (NusGem) adalah hasil kerjasama antara
PO. Nusantara dengan pihak Malaysia. Teknisi, labor dan para pekerja
adalah orang lokal yang sudah mendapatkan sertifikasi setelah menempuh
kursus singkat di Malaysia. Kami pun mendatangkan alat-alat produksi
untuk membuat bus secara lengkap dan utuh, selayaknya karoseri pada
umumnya. Bus ini adalah desain prototype atau bus pertama yang body-nya
sudah selesai dirakit oleh karoseri kami. Bus ini kami rakit mulai dari
nol, dari pemasangan rangka yang berdiri pada chassis, kemudian disusul
oleh pemasangan plat body, interior hingga finishing eksterior (bukan
re-body/perbaikan dari body bus lama). “Kesemuanya kami tangani sendiri
di workshop kami”, ujar Syukur, salah satu staf karoseri yang kebetulan
turut serta dalam acara roadtest kemarin.
Body bus ini dibangun di atas chassis SCANIA K-124 iB, body berbasis
lekuk ala Travego RHD pun kami terapkan pada bus ini. Sengaja kami
menggunakan chassis lama dengan alasan efektivitas dan efisiensi. Plat
yang kami gunakan adalah material berbahan dasar alumunium dan fiber,
dimana bahan ini diklaim lebih ringan dan lebih aerodinamis, namun tetap
kuat dan kokoh. Rangka bus ini masih menggunakan baja galvanic. Yang
mencengangkan adalah, dengan asumsi menggunakan chassis yang sama, total
bobot mati (tonase) bus ini lebih ringan 2,5 ton daripada body JetBus
HD buatan karoseri Adiputro. Panjang keseluruhan total body bus ini
mencapai 12m, lebar 2,5m dan tingginya 1,5m. Beberapa part/aksesoris
memang masih kami datangkan dari luar. “Hal ini kami lakukan karena,
walau kami masih pemula, kami ingin menggarapnya dengan serius dan kami
menawarkan kualitas yang tidak main-main”, tambah Syukur.
Di hari yang sama, test jalan (roadtest) pun kami lakukan dengan rute
Kudus-Jogjakarta PP. Karena ingin mendapatkan masukan/saran yang lebih
objektif, maka kami mengundang rekan-rekan APBNu3tara (Anak-Anak Pembela
Barisan Nu3tara) yang telah berafiliasi dengan kami untuk turut
mengujicoba keandalan dan kenyamanan produk terbaru ini. Test jalan
dilakukan pada pagi hari. Start dari pool PO. Nusantara Karanganyar,
pukul 09.00 WIB. Bus pun mulai melaju, kesan pertama yang dituturkan
oleh rekan-rekan APBNu3tara adalah bus melaju cukup tenang, mengingat
medan jalan waktu itu masih datar dan beraspal bagus. Laju bus belum
bisa dipacu dengan kecepatan tinggi, mengingat pada jam-jam tersebut,
arus lalin cukup padat. Sekitar pukul 11.00, beberapa rekan APBNu3tara
lainnya yang telah menunggu kami di pool Genuk akhirnya turut bergabung.
Total peserta roadtest sebanyak 11 orang.
Menurut penuturan rekan-rekan APBNu3tara, selama perjalanan, rute
Kudus-Semarang, tidak banyak keistimewaan/perbedaan dari sisi kenyamanan
yang dirasakan dari dalam kabin bus. Rasanya seperti naik bus pada
umumnya saja. Perbedaan baru terasa ketika bus sudah melaju di Tol
Banyumanik, Semarang. Laju kecepatan kendaraan pun mulai ditambah. Arus
lalin yang cukup lengang kala itu juga sedikit mendukung niat pak supir
untuk semakin menginjak gas dalam-dalam. Hasilnya, mengagumkan. Body bus
ini tidak limbung sedikitpun. Manuver belokan dengan kecepatan tinggi
pun sudah dilakukan, hasilnya tetap sama, tidak limbung. Bus pun tetap
melaju. Arus lalin agak tersendat ketika memasuki daerah Ambarawa-Bawen.
Tes kenyamanan kembali dilakukan ketika bus memasuki daerah Secang.
Dengan medan yang berkelok-kelok, SkyBus tak tampak sedikitpun kesusahan
ketika melahap tikungan-tikungan yang ada. Body bus tetap stabil, tidak
juga limbung. Kenyamanan di dalam kabin pun tetap terjaga. Sesekali,
tampak pak supir menginjak kembali agak dalam pedal gas. Bus pun tetap
nyaman.
Sepanjang perjalanan, rekan-rekan APBNu3tara tampak sibuk mengamati
satu-persatu detail interior bus. Sebagian ada yang larut dalam diskusi,
bertanya seputar ini dan itu. Sebagian lagi asyik mengabadikannya dalam
foto dengan kamera masing-masing. Dari hasil diskusi para peserta
roadtest, ada beberapa masukan yang mungkin bisa jadi pertimbangan untuk
produksi di masa mendatang. Pertama, dari sisi eksterior, mungkin lekuk
shape body bus harus dibuat lebih luwes lagi, sehingga garis lekuk body
tidak terkesan kaku. “Secara umum, menurut kami taste bus ini sudah
“Eropa-minded”, hanya perlu penyempurnaan pada beberapa aspek saja”,
tukas Luthfan. Kedua, pemilihan aksesoris kiranya juga perlu ditinjau
kembali, seperti aspek kualitasnya, sehingga umur bus ini akan semakin
awet.
Untuk sisi interior, seperti kualitas audio agaknya masih harus
ditingkatkan kembali dan jumlah tv LCD kiranya perlu ditambah pada
bagian tengah kabin, agar hiburan lebih terjangkau untuk penumpang yang
berada di belakang. Posisi pembuangan AC ada baiknya di letakkan
tersembunyi (di dalam bagasi atas), sehingga udara di dalam kabin bus
tidak terlalu dingin dan langsung mengarah ke kepala penumpang.
Kekurangan lainnya, pintu bagasi dirasa terlalu berat ketika
dibuka/ditutup, hal ini akan sangat menyusahkan ketika harus
sering-sering membuka/menutup pintu bagasi bus. Deret seat atau jok
penumpang yang paling belakang ada baiknya juga dihilangkan, agar jarak
antar seat semakin lega dan penumpang juga semakin nyaman. Pada intinya,
untuk produksi pertama ini, patut diacungi jempol untuk sisi
kenyamanan. Walau tidak menutup mata, masih banyak terdapat kekurangan
disana-sini. Agaknya perlu perbaikan lagi, sehingga kedepan, jika produk
ini telah diproduksi secara massal, kualitasnya akan lebih baik dan
layak jual. Salah seorang staf lainnya, Yosef pun menambahkan, “untuk
model mungkin bisa dibilang kuno/lama, namun kita sedang mengadakan
perubahan-perubahan lebih lanjut agar produksi di masa mendatang lebih
baik lagi”, tandasnya.
Tak terasa, bus pun telah memasuki Kota Magelang. Arus lalin kembali
tersendat karena sudah memasuki jam-jam sibuk. Maklum, kami tiba di
Magelang hari sudah sangat terik, sekitar pukul 13.00 WIB. Bus
pelan-pelan meneruskan perjalanannya ke arah Jogjakarta. Tak beberapa
lama kemudian, tibalah kami di lokasi tujuan. Bus langsung parkir di
areal Parkiran Abu Bakar Ali (Malioboro). Kami sengaja singgah sejenak
untuk sekadar makan siang dan melepas lelah. Rekan-rekan APBNu3tara
beberapa masih sangat antusias mengabadikan bus ini dengan kamera
mereka.
Setelah hampir kurang lebih 1 jam, kami akhirnya memutuskan untuk
segera pulang bertolak kembali menuju kota Kudus, karena hari semakin
senja. Namun, tak lupa sebelum itu, kami menyempatkan diri untuk mencari
lokasi yang pas untuk sekadar melakukan sesi foto dengan bus. Dan
sesuai kesepakatan, akhirnya pilihan jatuh pada “Parkiran Tamansari”.
Lokasi ini dipilih dengan alasan, arealnya cukup luas dan sepi, sehingga
memungkinkan untuk keperluan pengambilan gambar dengan angle yang pas.
Waktu telah menunjukkan pukul 18.30 WIB. Hari sudah semakin malam.
Dan setelah puas sesi foto bus dan berfoto bersama dengan para peserta
roadtest, saatnya kami kembali ke Kudus. Sepanjang perjalanan pulang,
antusiasme para peserta masih tinggi untuk membuktikan kenyamanan bus
ini. Tak tampak sedikitpun wajah kelelahan di antara rekan-rekan
APBNu3tara. Ketika memasuki Secang, supir bus berinisiatif untuk kembali
menjajal kenyamanan bus ini dengan bermanuver sedikit ekstrim. Walau
lalu lintas pada malam itu cukup padat, bus melaju cukup kencang dan bus
“dibanting” ke kanan dan ke kiri. Hasilnya, bus ini tetap dan memang
cukup nyaman. “Wah, rasanya tidak berlebihan jika diacungkan dua jempol
untuk bus ini”, tandas Hari, salah satu rekan APBNu3tara.
Bahkan, sang supir pun menuturkan kesannya saat membawa bus ini.
“Setelah membawa bus ini, kesan saya pertama kali adalah nyaman. Body
tidak limbung sama sekali, sekalipun bus dipacu dalam kecepatan yang
tinggi dan posisi bus dalam keadaan menikung. Saya biasa bawa SCANIA
body standard saja masih limbung rasanya”, tutur Pak Diro, salah satu
driver senior PO. Nusantara. Dan kernetnya, Pak Budi pun mengamini
pernyataan tersebut.
Perjalanan panjang ini kami nikmati betul-betul. Memasuki Kabupaten
Ungaran, kelelahan mulai menyerang para peserta roadtest. Akhirnya, satu
persatu mulai tertidur. Beberapa masih tetap terjaga. Sejurus kemudian,
driver pun berkelakar. “Supaya tidak ngantuk, bus sepertinya harus
kembali dipacu kecepatannya”, tambah Pak Diro. Alhasil, rayuan tersebut
berhasil membuat beberapa mata yang terserang kantuk kembali terjaga.
Dan tak pelak, selepas Tol Banyumanik menuju arah Semarang dan Demak,
pedal gas kembali diinjak dalam-dalam. Sontak para peserta kembali
bersemangat. Bus dipacu hingga kecepatan 110km/jam.
Ketika jam telah menunjukkan pukul 22.45 WIB, tampak dari kejauhan
plang papan nama PO Nusantara di kanan jalan. Pertanda, kami hampir tiba
kembali di pool dan acara roadtest pun akan segera berakhir. Setibanya
kami di pool, kami bergegas turun dari bus di pelataran parkir depan
kantor. Dan bus langsung menuju ke tempat cuci agar bisa segera
dibersihkan. Maka, acara roadtest pun berakhir. Sampai jumpa pada event
berikutnya di masa mendatang
No comments:
Post a Comment