PERSIB akhirnya menunjukkan keperkasaannya seperti yang pernah diperlihatkan pada pertandingan-pertandingan pra musim. Stadion Brawijaya, Kediri menjadi saksi bagaimana Maung Bandung begitu perkasanya menaklukkan sang Macan Putih, Persik Kediri. Tanpa mengesampingkan 2 kali kemenangan dan 1 kali seri di pertandingan sebelumnya, kemenangan malam hari 12 Februari 2014 tersebut begitu sangat menggembirakan. Bagaimana tidak, rasa pesimistis melihat lini depan PERSIB untuk 3 pertandingan awal langsung terbayarkan ketika PERSIB menjebol gawang Persik sebanyak 3 kali tanpa balas. Ini bisa jadi momen kebangkitan PERSIB (baca: menang telak) untuk pertandingan PERSIB selanjutnya di Indonesia Super League jilid ke VI ini.
Pada babak pertama, penilaian bobotoh terhadap klub kebanggaannya ini masih sama seperti 3 laga awal, mandul!. Tidak ada satu gol pun tercipta meskipun Ferdinand Sinaga dan Tantan sebenarnya bermain cukup apik. Namun sayang, para pemain “bintang” yang memperlihatkan sepakbola indah ini seolah kebingungan ketika rangkaian serangan mulai memasuki kotak penalti.
Akan tetapi saat turun minum, bobotoh seolah masih menyimpan sebuah harapan bahwa pertandingan kali ini bisa berbuah manis. Ada satu nama di bangku cadangan yang sepertinya bisa diandalkan untuk memecahkan kebuntuan, pemberi harapan itu bernama Djibril!
Striker asal Mali yang baru saja disyahkan oleh PT liga Indonesia di hari itu juga, kini sudah bisa diturunkan. Harapan bobotoh begitu tinggi pada sosok yang musim lalu ketajamannya sebanding dengan Sergio van Dijk ini. Meskipun pada awal perekrutan hingga menjelang awal liga terjadi kisah kontrak “putus-nyambung” yang ditengarai oleh cedera dari pemain yang bersangkutan, “tapi malam ini Coulibaly Djibril harus turun ke lapangan, selamatkan PERSIB!” begitulah mungkin ungkapan dari dalam hati bobotoh.
Memasuki babak kedua, coach Djanur masih tidak merubah satupun skuad pilihannya, dan akhirnya PERSIB menciptakan gol melalui kaki Ahmad Jufriyanto di menit ke-54. Akan tetapi untuk tim sekelas PERSIB, unggul 1-0 masih saja dianggap kurang. Sampai akhirnya Djibril masuk menggantikan Tantan, baik ribuan bobotoh yang datang langsung ke Kediri maupun jutaan bobotoh di depan Televisi seakan merasakan angin segar. Bukan…. bukan bobotoh tidak menghargai perjuangan dari pemain yang lain, tapi kehadiran Djibril di pertandingan ini seperti ingin membuktikan pada semua, bahwa PERSIB masih “bertaring” sekalipun tanpa van Dijk, dimana statement tersebut sulit untuk dibantah (meskipun sangat ingin) pada pertandingan sebelumnya. Dan lagi-lagi ungkapan “pemberi harapan itu bernama Djibril” layak didengungkan.
Benar saja, dengan sentuhan pertamanya Djibril sudah membuat ketar-ketir kubu Persik. Sayang bolanya masih membentur tiang gawang. Sekalipun membahayakan, namun jika dicermati dari cara dia menendang kala itu, kekhawatiran masih menggelayuti benak bobotoh, benarkah Djibril sudah benar-benar pulih dari cedera?
Menit ke-80 adalah jawaban, ketika umpan brilan seorang M. Ridwan mengarah pada Djibril. Sang striker itu menyongsong bola dan menggiring hingga masuk kotak penalti. Sekalipun ada lawan yang menempel ketat, tapi siapapun yang melihat saat itu pasti setuju, jika Djibril memang telah kembali. Tanpa ampun ia lesakkan bola ke arah gawang, 2-0 untuk PERSIB!!!
Unggul 2-0 membuat pemain PERSIB semakin percaya diri, dan pada satu kesempatan kembali Djibril menunjukkan “naluri membunuh”nya, namun sayang tendangan kerasnya kali ini masih bisa ditepis oleh penjaga gawang Persik. Memasuki injury time, sang kapten pengganti, Atep melengkapi kemenangan PERSIBmalam hari itu, sebuah gol yang cantik ia lesakkan dari sisi kiri penyerangan, 3-0 dan itu bertahan hingga peluit akhir dibunyikan.
Kemenangan malam itu seperti ulangan sejarah kemenangan tandang kontra Persik, persis seperti kejadian 4 tahun yang lalu ketika PERSIB berhasil membawa pulang kemenangan dengan skor yang sama, 3-0.
Catatan lain dari pertandingan itu adalah ketika usai menciptakan gol Atep berlari hingga ke barisan bobotoh yang jauh-jauh datang ke Kediri. Sebuah momen yang sulit untuk dilupakan, tidak ada yang lebih membanggakan bagi para supporter fanatik, ketika mereka melalui rute ratusan kilometer, lalu melihat timnya menang telak, dan pemain dari tim yang dibanggakannya tersebut memberikan apresiasi walaupun sekedar untuk mendatangi tribun dimana ia berdiri. Kebahagiaan yang sempurna!
Nuhun PERSIB, selamat Bobotoh, selamat datang Djibril... ingat, jalan kita masih panjang!
No comments:
Post a Comment